Waspada, Orok pun Bisa Buta Karena Glaukoma,- Gejalanya adalah terdapat warna putih pada retina.
Penyakit mata glaukoma dapat menyerang siapa saja, bahkan bagi bayi yang baru lahir. Glaukoma pada anak terjadi akibat adanya peningkatan tekanan cairan di dalam mata.
DR. dr. Ikke Sumantri, SpM (K), Ketua Glaucoma Service JEC menyebutkan, terdapat empat jenis glaukoma. Di antaranya glaukoma sudut terbuka primer, yakni tipe yang paling umum dijumpai yang bersifat turunan; glaukoma sudut tertutup akut gejalanya seperti sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya bahkan menyebabkan mual dan muntah.
Lalu, glaukoma sekunder yang disebabkan katarak, diabetes, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Terakhir, glaukoma kongenital yang ditemukan pada saat kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembungan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik.
"Glaukoma yang sering terjadi pada bayi ialah glaukoma kongenital, glaukoma pada anak jenis ini seringkali diturunkan. Untuk mengatasi glaukoma ini perlu dilakukan pembedahan," ujar dr. Ikke saat ditemui dibilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Pembedahan lebih baik dilakukan untuk anak bukan dengan obat sebab mereka belum bisa secara rutin meminumnya. Untuk itu, Anda sebagai orangtua harus waspada jika mata anak terus berair, anak sering berkedip, atau memejamkan mata karena peka terhadap cahaya. Termasuk cahaya TV dan selalu menabrak jika berjalan.
Kasus glaukoma berat pada anak, kornea nampak membesar dibanding anak seusianya, terdapat warna putih pada retina. Ketika mata anak Anda belok atau besar bukan berarti tidak ada masalah pada matanya," tambah dr. Ikke.
Hati-hati ketika anak Anda diberikan tetes mata yang mengandung steroid serta obat inhaler untuk penderita asma, lalu luka kecelakan pada mata. "Menggunakan tetes mata steroid dalam jangka waktu cukup lama dalam setahun anak bisa buta akut, dan periksa mata ketika anak terkena peluru senapan mainan sebab dapat menimbulkan glukoma," ungkapnya lagi.
DR. dr. Ikke Sumantri, SpM (K), Ketua Glaucoma Service JEC menyebutkan, terdapat empat jenis glaukoma. Di antaranya glaukoma sudut terbuka primer, yakni tipe yang paling umum dijumpai yang bersifat turunan; glaukoma sudut tertutup akut gejalanya seperti sakit mata hebat, pandangan kabur dan terlihat warna-warna di sekeliling cahaya bahkan menyebabkan mual dan muntah.
Lalu, glaukoma sekunder yang disebabkan katarak, diabetes, arthritis maupun operasi mata sebelumnya. Terakhir, glaukoma kongenital yang ditemukan pada saat kelahiran, biasanya disebabkan oleh sistem saluran pembungan cairan di dalam mata tidak berfungsi dengan baik.
"Glaukoma yang sering terjadi pada bayi ialah glaukoma kongenital, glaukoma pada anak jenis ini seringkali diturunkan. Untuk mengatasi glaukoma ini perlu dilakukan pembedahan," ujar dr. Ikke saat ditemui dibilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Pembedahan lebih baik dilakukan untuk anak bukan dengan obat sebab mereka belum bisa secara rutin meminumnya. Untuk itu, Anda sebagai orangtua harus waspada jika mata anak terus berair, anak sering berkedip, atau memejamkan mata karena peka terhadap cahaya. Termasuk cahaya TV dan selalu menabrak jika berjalan.
Kasus glaukoma berat pada anak, kornea nampak membesar dibanding anak seusianya, terdapat warna putih pada retina. Ketika mata anak Anda belok atau besar bukan berarti tidak ada masalah pada matanya," tambah dr. Ikke.
Hati-hati ketika anak Anda diberikan tetes mata yang mengandung steroid serta obat inhaler untuk penderita asma, lalu luka kecelakan pada mata. "Menggunakan tetes mata steroid dalam jangka waktu cukup lama dalam setahun anak bisa buta akut, dan periksa mata ketika anak terkena peluru senapan mainan sebab dapat menimbulkan glukoma," ungkapnya lagi.
Posted by : obatpenebalandindingrahim9.blogspot.com
0 komentar: